Apapun yang menjadi tulisan disini, adalah hasil pikiran dari otak ku...... PASTINYA!!

Tips Foto Yang Alami


beberapa hari yang lalu, saya sedang menyelesaikan tugas yang sepertiya mudah tapi susah. Tugas yang harus di selesaikan adalah tugas fotografi yang akan di kumpulkan pada saat Middle test. Mata kuliah fotografi ini sangat asing bagiku dan waktu saya mendengar bahwa ada mata kuliah ini, saya bertanya-tanya, apa yang akan di pelajari dalam perkuliahan ini. Karena yang sering atau dekat dengan saya, hanya kamera digital yang pengoperasiannya mudah sekali. Hanya tinggal jepret saja. Tapi, setelah mendengar materi yang disampaikan,ternyata dunia fotografi itu bisa dibilang susah susah gampang. karena saya hanya selalu melihat kamera digital, jadi saya agak sedikit gugup saat merasakan kamera yang benar-benar kamera para fotografer.
Sistem pengoperasiannya bagi saya lumayan sulit. karena tidak hanya asal foto, tetapi kita juga harus memperhatikan fokus objek yang akan di ambil, berapa kecepatan rana, serta seberapa banyak cahaya yang masuk dengan pengaturan diagfragma. mendengar hal itu, saya menjadi senang, bercampur bingung dengan materi yang di sampaikan.
namun, selain beberapa hal diatas, dalam mengambil objek yang akan difoto kita juga harus menggunakan estetika kita. Kita harus peka terhadap sekitar kita karena untuk mendapatkan hasil foto yang alami dan terkesan spontan, kita harus perhatikan tips di bawah ini:
1. Bawa kamera kemana pun Anda pergi. Siap-siaplah untuk menjepret setiap saat, karena momen menarik bisa hadir di depan mata kapan saja.

2. Perhatikan kondisi sekitar Anda. Hal-hal sederhana bisa menjadi objek menarik untuk dibidik dengan kamera Anda. Misalnya, pemilik toko yang tengah melamun, orang yang sedang menunggu kereta api, lansia yang duduk di sebelah Anda, duasejoli yang sedang berpacaran dan sebagainya.

3. Sigaplah untuk siap membidik, karena tidak mudah mendapatkan kesempatan untuk mengambil gambar secara candid. Jadi ketika ada momen bagus, jangan ragu untuk langsung menjepret.

4. Jangan terlalu memusingkan teknik-teknik lighting yang rumit. Berfokuslah pada teknik yang sederhana, dan gunakan fitur otomatis kamera. Ini akan memudahkan Anda. Berbagai masalah teknis, seperti gambar terlalu terang atau gelap dapat disiasati dengan editing komputer.

5. Setinglah kamera pada ISO 400, sehingga kamera menggunakan shutter speed yang cepat. Hal ini memungkinkan Anda untuk menangkap momen dengan tepat meski Anda sedang bergerak.

6. Anda tidak perlu selalu memotret dengan kamera pada posisi mata. Mungkin, Anda bisa meletakkan kamera di pinggang saat mengambil gambar. Di sini memang dibutuhkan pengalaman dan keberuntungan untuk mendapatkan gambar yang bagus.

7. Gunakan lensa zoom paling maksimal sehingga Anda dapat menjaga jarak dari subjek jepretan Anda saat memotret.

8. Jangan pernah mengambil foto punggung orang, ini akan menghasilkan gambar yang membosankan

.9. Cobalah untuk meng-convert gambar ke posisi ‘Black and White’ untuk mendapatkan hasil yang lebih emosional.

10. Momen ‘orang sedang melakukan sesuatu’ akan menjadi foto candid yang bagus. Misalnya, atlet, pedagang, petani. Cobalah untuk meng-capture inti dari pekerjaan orang tersebut. Misalnya, meng-capture tukang ledeng yang sedang berkutat memperbaiki pipa bocor atau yang lainnya.

11. Jika Anda berada di tempat umum, sah-sah saja memotret orang. Jika Anda merasa tidak enak untuk mengambil gambar orang tanpa sepengetahuannya, tak ada salahnya Anda meminta izin. Mintalah subjek untuk tidak berpose, bersikap senatural mungkin dan tetap melanjutkan aktivitasnya.

12. Jangan pernah bosan untuk berlatih dan mencoba terus-menerus. Cobalah berbagai macam angle, tempat dan scene yang berbeda-beda. Anda juga bisa mencari inspirasi dari foto candid orang lain. Latihan terus menerus akan mengasah kemampuan Anda.
ternyata untuk mendapatkan hasil foto yang menarik memang harus terus berlatih. karena para profesional juga seperti itu(ya iya lah!!). Yah, begitulah.

SMS

Pasti kalian semus sudah sangat sering melihat iklan di televisi yang berhubugan dengan ketik REG spasi. Yup, memang bukan hal yang asing lagi di kegiatan nonton TV kita. Bahkan di setiap stasiun televisi yang saya tonton, setiap iklan selalu muncul ketik REG, ketik REG,..... sampai berakar rasanya telinga dan mataku. selain itu, fariasi iklannya ada banyak. Saya bertanya-tanya, apa ada orang yang amu ikut iklan seperti itu?. Kalau untuk diriku sendiri, iklan seperti itu cuma kerjaan yang gak penting. Lagipula tarif yang diberikan diatas tarif SMS seperti biasanya.
Sejauh pengamatan saya dari beberapa stasiun TV besar (RCTI, SCTV, Metro TV, Global TV, Trans7, TransTV, ANTV, TVOne) sepertinya Metro TV-lah yang jarang menayangkan iklan semacam itu. Memang ini cara yang luar biasa efektif untuk “mencuci otak” pemirsanya (untuk membodohi masyarakat). Ah tapi itu kan hanya pandangan saya yang merasa terganggu dengan iklan-iklan semacam itu. Mungkin dari sisi bisnis sepertinya memang bisnis SMS premium ini luar biasa untungnya. Sah-sah saja orang berbisnis, tapi yang jelas saya terganggu…entah apa Anda terganggu juga apa tidak. Dari pengamatan saya pula, ada beberapa kategori iklan SMS berdasarkan konten yang ditawarkan :

1. Kategori Percintaan
SMS yang masuk ke kategori ini banyak ragamnya, mulai dari tips-tips sayang-sayangan, sampai SMS yang bisa menebak cocok tidaknya hubungan dengan pacar berdasar tanggal lahir.
2. Kategori Nasib, Peruntungan, Ramalan
Dulu saya pernah baca di Detik.com, kataya dalam 2 minggu peluncurannya SMS premium dari Ki Joko Bodo bisa menjaring jutaan SMS (tapi lupa tepatnya berapa). Gila…pantas bisnis SMS premium macam ini makin marak. Saya senang sekali saat melihat iklan Telkom Flexi yang meniru iklan SMS paranormal. Senang saja rasanya melihat Telkom seolah-olah meledek si paranormal itu :D Coba saja pikir, di salah satu iklan paranormal dialognya : “kamu gak cocok kerja di air, cocoknya dagang”……ya iyalah kerja jadi pembersih kolam renang sampai kapan juga bakal susah kaya, apalagi kalau dibandingkan dengan berdagang. Gak perlu bertanya pada paranormal, saya juga bisa kasih solusi begitu X-(
3. Kategori Selebritis
Ini termasuk salah satu jenis yang ngetop di awal-awal maraknya SMS premium. Isinya menawarkan update berita dan kegiatan sehari-hari dari artis tersebut. Tentu yang ditampilkan adalah artis yang sedang naik daun. Penipuan masyarakat yang paling jelas adalah saat si artis beriklan dengan mengatakan : “SMSnya langsung dari henpon saya”….ah geblek. Bahasa iklan memang penuh penipuan, kalau dipikir baik-baik mana mungkin tiap kali ada orang daftar terus si artis akan mengirimkan SMS langsung padanya……bisa bengkak jempolnya kalau begitu. Lagipula apa iya sesenggang itu waktu si artis untuk melayani SMS macam itu. Coba bayangkan berapa buanyak fans artis ybs yang akan terpancing untuk mendaftarkan diri pada layanan SMS premium tersebut?
4. Kategori Games
Katanya cukup dengan mengirimkan SMS, orang akan mendapatkan games yang bisa dimainkan di ponselnya. Terus kalau yang kirim SMS masih pakai henpon jadul (macam Nokia sejuta umat) apa bisa juga ya? :-/
5. Kategori Rohani
Tidak pandang agama, semua provider berlomba-lomba menyediakan layanan bernuansa rohani. Layanannya pun bervariasi, dari kiriman ayat-ayat kitab suci, lagu rohani, sampai kotbah-kotbah singkat. Biasanya yang dipajang sebagai bintang iklannya adalah tokoh yang terkenal di kalangan ulama/pendeta. Entah apa mereka ikut menikmati hasilnya atau hanya sekadar bintang iklan saja. Kalau sekarang sedang mendekati Natal, yang ditawarkan adalah lagu-lagu natal (ini juga termasuk dalam kategori ke-7). Mungkin SMS yang berkonten motivasi/kunci sukses dsb, bisa juga masuk ke kategori ini.
6. Kategori Kuis
Mungkin ini adalah cikal bakal kemunculan SMS premium. Dulu ada Indonesian Idol dan beberapa ajang pencarian bakat yang memanfaatkan SMS premium untuk menentukan pemenangnya. Dengan iming-iming hadiah, tentu tawaran kuis lewat SMS ini akan dengan mudah menjaring peserta. Dulu waktu sering dinas ke luar kota & menginap di hotel yang biasa-biasa saja (cuma punya siaran TV lokal), tiap kali pulang malam ke hotel saya & menyalakan TV yang tampil adalah acara kuis SMS dengan host artis seksi. Wah model begini pasti lebih mudah lagi membodohi orang-orang untuk ikut berpartisipasi mengirimkan SMS. Ternyata provider GSM juga ikut-ikutan gak mau ketinggalan, saya pernah lihat iklan milik XL tentang gaji jutaan rupiah selama 1 tahun cukup dengan ikut mengirimkan SMS. Halah…hari gini iklan model ini pasti banyak peminatnya. Ekonomi sedang sulit, tentu orang (pengguna XL terutama) banyak juga yang tergiur. Apalagi dengan adanya contoh orang yang sudah pernah dapat hadiahnya.
7. Kategori Isi Ponsel
Termasuk di dalamnya SMS yang menawarkan ringtone, RBT (ring back tone), SMS/MMS lucu, dsb

Apa Komisi Penyiaran Indonesia tidak gerah ya melihat tayangan iklan SMS yang bertubi-tubi mengisi jam tayang televisi? Harusnya sih KPI ikut serta mengatur penayangan iklan SMS premium macam itu, coba saja periksa berapa banyak konten yang kurang mendidik di dalam iklan-iklan macam itu. Hmm mendidik atau bukan memang bukan urusan saya, tapi yang jelas pasti banyak juga orang yang merasa terganggu melihat iklan macam ini terus-terusan.

Kejayaan Surat Kabar di Dunia TI


kenapa ya? lebih banyak orang yang suka nonton TV daripada baca surat kabar? padahal kalau menurutku, surat kabar juga tidak kalah bagus dengan TV dalam hal penyampaian informasi. Bahkan informasi yang disampaikan surat kabar bisa kita review kembali. Review disini bisa kita lakukan jika kita membeli koran-koran bekas. Karena biasanya koran-koran bekas masih dijual di toko-toko buku, atau karena kita berlangganan surat kabar.
Christensen menjelaskan mengenai kekuatan perusahaan media cetak yang dikutip dari surat kabar PIKIRAN RAKYAT. Menurut dia, perusahaan media cetak mempunyai brand yang bagus di masyarakat karena sudah lama dikenal publik. Kedua, perusahaan media cetak mempunyai banyak sumber daya manusia (SDM) yang andal di bidangnya.
Keunggulan lain dari media cetak, yaitu, kenyataan bahwa online search engines sesungguhnya tidak bisa hidup tanpa media cetak. Selama ini online search engines ini hanya menyediakan link, bukan content (isi). Oleh karena itu, Holland yakin bahwa media cetak masih menjadi "watchdog" bagi berbagai persoalan sosial, politik, maupun ekonomi yang terjadi di masyarakat. jika kita bisa tengok bersama, surat kabar merupakan media informasi yang paling dekat dengan masyarakat. mengapa begitu?

karena selain menyampaikan informasi mengenai dunia, surat kabar juga menyampaikan informasi yang ada di daerah-daerah kecil dimana yang diberitakan adalah hal-hal ataupun peristiwa yang terjadi di wilayah surat kabar itu sendiri. Namun, berita nya bersifat continuo. artinya, berita mengenai wilayah itu tidak hanya sekali. Contohnya, surat kabar JAWA POS tidak hanya menyampaikan informasi mengenai Indonesia dan Jawa, tapi juga daerah-daerah kecil lainnya yang ada di wilayah Jawa. Yaitu dengan adanya RADAR MALANG.
Sebenarnya media masa khususnya televisi, juga menyampaikan informasi seperti surat kabar. Namun, sebagian besar ionformasinya bersifat universal. berita-berita yang disampaikan ditujukan langsung untuk seluruh penonton, misalkan penonton di Indonesia, atau juga untuk seluruh dunia.
Contoh lain, sekitar tahun 1997, Bank Suma dinyatakan bangkrut antara lain karena kalah kliring, yaitu ketidak sanggupan bank Suma untuk mencairkan CP (commercial paper), promes dan surat hutang lainnya yang di jamin oleh Bank Suma dan dijual oleh group Suma kepada fihak lain. Bank Suma pernah menerima fasilitas KLBI tapi permohonan terakhir bank Suma untuk menerima KLBI ditolak oleh BI karena kredit sebelumnya belum dikembalikan. Kredit macet Bank Suma bernilai Rp.1,2 triliyun, hutangnya Rp.0,5 triliyun dan kalah kliring sebanyak Rp.70 milyard. Sejak 14 Des. 1992 bank Suma dilikwidasi oleh BI.
Dalam peristiwa itu, puhak Humas Bank Suma melakukan research tentang kesalahan yang terjadi, dan apa saja yang terjadi dengan meneliti surat kabar yang beredar dalam 5 tahun terakhir, dimana yang dicari adalah informasi dunia perbankan dalam 5 tahun terakhir.
Betapa bergunanya surat kabar dalam berbagai hal. Solusi yang mungkin dilakukan adalah menyinergikan antara perkembangan teknologi informasi, dalam hal ini internet, dengan kekuatan yang dimiliki media cetak. Semua media cetak di AS tak hanya membuat situs, tetapi juga melengkapinya dengan kanal "lokal" yang begitu spesifik bagi penduduk di tempat media tersebut diterbitkan. Ini menyebabkan pembaca merasa dekat dengan situs yang dibacanya, merasa terwakili kepentingan dan kebutuhannya.
Agar mampu bertahan di tengah berbagai tantangan dan perubahan, menurut Christensen, perusahaan media cetak harus meningkatkan keahlian mereka demi membantu masyarakat yang membutuhkan layanan informasi yang diinginkan. Yang terpenting adalah perusahaan media cetak harus mengubah cara mereka bekerja selama ini. Perusahaan media cetak harus didorong untuk melihat pasar dengan cara yang berbeda demi memperoleh keuntungan, selain melaksanakan fungsi media. Perusahaan juga harus menangkap peluang pasar yang khusus (niche market), dan melakukan berbagai kegiatan spesial demi menjalin hubungan baik dengan pembaca mereka.
Bagaimanapun, menurut Christensen, perusahaan media cetak tak bisa hanya memotong biaya produksi dan berharap badai segera berlalu. Mereka juga tak bisa melakukan "business as usual". Dengan kata lain, perusahaan media cetak harus berkomitmen untuk berubah dan melakukan berbagai hal dengan cara yang berbeda dari sebelumnya.
Lalu bagaimana meminimalisasi biaya SDM tanpa kehilangan keahlian mereka dalam menulis berita? Menurut Elaine Clisham dalam artikelnya "What should we stop doing?" (23 Februari 2008) yang dimuat di situs web www.newspapernext.com, surat kabar bisa menurunkan laporan mendalam mengenai sebuah masalah di suatu daerah, yang pasti akan berbeda penyelesaiannya dengan masalah yang sama di daerah lain.
Oleh karena itu, Christensen meyakini bahwa media cetak mempunyai masa depan yang cerah selama perusahaan surat kabar bisa melihat peluang yang ada dari kekuatan yang mereka miliki. Meskipun jumlah media massa di Amerika yang berguguran juga sudah mulai banyak saat ini akibat krisis global (bukan semata karena perkembangan teknologi informasi), tetapi masih lebih banyak jumlah yang bisa bertahan karena kreatif dan memanfaatkan teknologi informasi yang kian berkembang pesat.
Namun, solusi yang dilakukan di AS dan dinilai berhasil mempertahankan eksistensi perusahaan media cetak, belum tentu cocok 100 persen untuk diterapkan di Indonesia sekalipun persoalan yang dihadapi nyaris sama.
Penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai persoalan-persoalan yang dihadapi media cetak di tanah air, oleh para pakar maupun praktisi media di negeri ini, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan suatu perubahan. Apalagi, persoalan koneksi internet di Indonesia hingga saat ini belumlah sebagus dan semurah di luar negeri. Belum lagi fakta bahwa banyak daerah di Indonesia yang belum bisa mengakses internet.
Jika persoalan yang dihadapi dapat diketahui secara pasti serta didukung data (hasil survei di lapangan) yang memadai, penulis yakin solusi yang diperoleh pun akan lebih sesuai dengan kondisi dan situasi di Indonesia, ketimbang hanya copy paste strategi yang sudah dilakukan di AS atau negara lain manapun serta berharap bisa menuai kesuksesan yang sama.